sudahdirencanakan dengan peraturan struktur beton bertulang yaitu SNI-03-2847-2013 dan peraturan gempa yang berlaku yaitu SNI 1726-2012. Kata kunci: perhitungan struktur, beton bertulang, struktur tahan gempa, pelat, balok, kolom, pondasi. ABSTRACT The paper contains planning for reinforced concrete structures in Pontianak's Jeumpa Hospital.
3. Kolom Kolom merupakan elemen struktur vertikal yang memikul beban yang didistribusikan balok lalu didistribusikan ke itu, kolom juga merupakan elemen yang memikul gaya horizontal seperti gaya gempa dan gaya angin. Pada konstruksi gedung, ada dua istilah terkait kolom beton bertulang, yaitu kolom utama dan kolom praktis, yaitu Kolom utama. Kolom ini berukuran lebih besar dari 15×15 cm. Pada umumnya kolom utama bisa terlihat karena dimensinya yang lebih besar dari tebal dinding. Namun, kolom utama juga bisa didesain dengan ketebalan yang sama dengan dinding, tentunya dengan lebar yang lebih besar. Ukuran kolom seperti ini biasanya diterapkan apabila ingin menciptakan estetika bangunan, seperti suasana lapang pada ruangan. Kolom utama memikul elemen struktur diatasnya. Kolom praktis. Sama dengan balok latei, kolom ini cukup dengan ukuran 15×15 cm sehingga tidak terlihat ketika bangunan sudah di-finishing. Kolom praktis biasanya digunakan sebagai pengikat sudut dinding. Ikatan ini dibutuhkan untuk menghindari deformasi geser pada dinding akibat beban lateral. Ketika beban lateral bekerja, maka dinding lebih rentan terjadi retakan, terutama pada bagian sudut dinding. Oleh sebab itu, kolom praktis selalu dipasang pada sudut dinding. Pada bangunan satu lantai, kolom praktis juga bisa dianggap sebagai kolom struktural karena berfungsi juga dalam menahan beban atap dan ring balk. Pada bangunan bertingkat banyak, kolom praktis digunakan untuk membantu kolom utama, yaitu menahan balok diatasnya. 4. Fondasi Fondasi merupakan elemen yang memikul beban dari kolom ke tanah keras. Jenis fondasi beton bertulang bervariasi, Berdasarkan kedalamannya, pondasi terbagi menjadi dua macam, yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam. Secara umum pondasi dangkal beton bertulang yang sering digunakan ialah jenis pondasi telapak. 5. Tangga Tangga merupakan elemen struktur sekunder yang digunakan sebagai penghubung antarlantai. Disebut sebagai struktur sekunder karena tangga merupakan struktur pendukung yang hanya menyalurkan beban yang dipikulnya sendiri tanpa menerima beban dari elemen struktur lain. Walaupun begitu, struktur tangga beton bertulang tetap harus dianalisis sedemikian rupa agar mampu menahan beban yang bekerja. Baca juga Jenis-Jenis Beban pada Struktur Baca juga Pelaksanaan Konstruksi Tangga 6. Dinding Geser Elemen struktur beton bertulang selanjutnya yaitu dinding beton bertulang atau disebut juga sebagai dinding geser shear wall. Disebut dinding geser karena fungsinya menahan geser gaya lateral yang terjadi pada struktur, sama seperti kolom. Tidak semua bangunan menerapkan struktur dinding beton bertulang, karena biayanya yang besar. Dinding ini diterapkan pada gedung ketika beban lateral tidak cukup dipikul oleh kolom struktural. Referensi Setiawan, Agus. 2016. Perancangan Struktur Beton Bertulang Berdasarkan SNI 2847 2013. Jakarta Erlangga. Pages 1 2 fDesainPortal Beton Bertulang Untuk Perkantoran Tugas Terstruktur Struktur Beton 1 = 1,968 MPAa = 19,68 kg/cm2 daya dukung untuk taksiran sebesar 25 mm menurut mayehorf qa qc = 0,3 19,08 = 0,3 = 63,6 kg/cm2 3.1.1. Pembebanan Beban yang bekerja pada pondasi a. gaya normal kolom maksimum = 41341 kg b. berat sendiri pondasi : Beban total 0,6 2Struktur bangunan terdiri dari komponen struktur atas dan bawah, struktur bawah yaitu pondasi, struktur atas adalah sloof sampai atap, kemudian jika sebuah bangunan memiliki jumlah lantai lebih dari satu ada yang disebut komponen pendukung, yaitu tangga, excalator dan lift. Pada sebuah perencanaan struktur bangunan tentu kita harus mengetahui dan memahami apa yang akan direncanakan, seperti pada tulisan ini saya memaparkan pemahaman perencanaan tangga dari mulai istilah-istalah komponen bangunan tangga sampai dengan perhitungan. Sebagai sarana vertikal antar lantai, tangga harus memberikan rasa aman dan nyaman bagi pemakainya. Dalam merencanakan tangga harus memenuhi persyaratan Anak Tangga Istilah yang bisa dipakai dalam membuat tangga adalah ukuran “tinggi” dan “lebar” anak tangga. Yang dimaksud dengan lebar anak tangga Antrede adalah ukuran area pada anak tangga dimana kaki menjejak di atasnya. Sedangkan tinggi anak tangga Optride adalah perbedaan tinggi antara satu anak tangga dengan anak tangga lainnya. Untuk mencapai tingkat kenyamanan yang ideal, ukuran lebar anak tanggaAntrede antara 20 – 33 cm, sementara tinggi anak tangga Optride antara 15 – 18 cm. Agar tidak mengganggu kenyamanan, ada sebuah rumus yang bisa menjadi patokan dalam menentukan tinggi Optride dan lebar anak tangga Antrede. Tinggi anak tangga Optride dilambangkan dengan a dan lebar anak tangga Antrede dilambangkan dengan b. Idealnya adalah 2a + b = 60 s/d 65 cm Jika 2a + b > 65 cm, maka tangga tersebut akan sangat curam. Sementara itu, jika 2a + b 3,7 Untuk mendapatkan tangga yang ideal dengan kemiringan 24o – 45o, tinggi tangga y tidak boleh lebih besar dari panjang tangga x, maksimal y = x. tangga yang terlalu landai y jauh lebih kecil dari x juga tidak nyaman, karena kaki terpaksa menaiki anak tangga lebih banyak dengan ketinggian tertentu. Pagar Dan Pegangan Tangga Ada yang mengatakan pagar dan pegangan tangga railing tidak diperlukan, asal tingkat kenyamanan dan keamanan cukup tinggi. Artinya, aspek kenyamanan dititikberatkan pada pengaturan ukuran lebar dan tinggi anak tangga. Namun, demi keamanan, terutama jika memiliki anggota keluarga yang masih kecil, railing tetap dipergunakan. Sedangkan tiang pada pagar tangga baluster berfungsi sebagai pengaman. Dengan adanya baluster, orang akan terhindar dari resiko terjatuh saat menaiki atau menuruni tangga. Oleh karenanya baluster harus dibuat cukup rapat, tinggi 90 – 100 cm, dan tidak menghasilkan bagian yang tajam, agar anak -anak tidak terluka bila harus berpengaruh pada bluster. Bordes Untuk memberikan kenyamanan, ada pula aturan baku bagi pembuatan tangga. Setiap ketinggian maksimum 12 anak tangga setinggi 1,5 – 2m harus dibuat bordes landing, yaitu suatu platform datar yang cukup luas untuk melangkah secara horizontal sebanyak kurang lebih tiga atau empat langkah sebelum mendaki ke anak tangga berikutnya. Anti Slip Bahaya yang sering mengintai saat orang menggunakan tangga adalah tergelincir slip, biasanya terjadi pada ujung siku anak mencegah hal ini, dikenal produk nosing kadang disebut step nosing yang fungsinya membuat ujung siku anak tangga lebih kasar. Step nosing ada yang terbuat dari karet, aluminium, atau keramik. Permukaannya bergerigi agar langkah pemakai terhenti pada ujung tangga dan tidak terpeleset. Step nosing dari bahan keramik dipasang saat memasang ubin keramik di anak tangga beton. Caranya, pada bagian ujung siku disisakan celah yang belum tertutup bagian tepi inilah dipasang nosing dari keramik. Pemasangan nosing berbahan lain, seperti karet atau aluminium, dilakukan setelah anak tangga jadi. Caranya, nosing disekrupkan pada anak tangga. Beberapa gedung pertunjukan yang ruangannya gelap, seperti bioskop dan teater, bahkan memanfaatkan nosingsebagai pemandu langkah saat orang menaiki tangga. Nosing ini menggunakan bahan fluorescent yang mampu menyala dalam gelap. Pencahayaan Pencahayaan termasuk faktor penting yang patut dicermati saat merancang tangga. Pencahayaan pada area tangga, selain akan membuat penampilan tangga lebih terlihat, juga membantu para pengguna lebih merasa aman dan nyaman terutama pada malam hari. Pencahayaan pada siang hari sebaiknya memanfaatkan cahaya alami. Oleh karena itu area tangga harus diberi bukaan yang cukup sehingga memungkinkan cahaya matahari masuk dan menerangi area ini. Pada malam hari, pencahayaan sepenuhnya bersumber pada lampu. Pemasangan lampu pada area tangga, selain mempertimbangkan aspek keamanan dan kenyamanan, perlu diperhatikan aspek estetika. Sehingga tampilan tangga menjadi lebih bagus. Lampu untuk menerangi area tangga bisa dipasang di plafon, di atas tangga atau dibawah tangga. Sekitar lampu tombol on/off sebaiknya dipasang pada dinding lantai bawah dan lantai di atas dan dihubungkan secara paralel. Cara ini untuk memudahkan pemakai tangga untuk mematikan dan menyalakan lampu saat akan naik maupun turun dari tangga. Jenis lampu pada area tangga sebaiknya dipilih lampu yang memancarkan cahaya berwarna hangat agar atmosfer di dalam rumah benar-benar terasa akrab dan ramah. Lampu-lampu yang memberikan cahaya berwarna hangat adalah kuning atau jingga atau yang mendekati warna cahaya alami. Analisis Tangga Analisis tangga adalah upaya teknis untuk mendapatkan alternatif dimensi elemen tangga dengan cara membandingkan antara dimensi dilapangan dengan parameter perencanaan yang berlaku. Ruangan Yang Dipakai Panjang 500 cm Lebar 160 cm Tinggi lantai Split 1 B – Mezzanine 420cm Tinggi bordes 220 cm Perhitungan Dimensi Tangga Tinggi Optride a 170 mm Jumlah Optride 11 buah Lebar Antredeb 300 mm Syarat ideal 2a + b = 600 s/d 650mm 2. 170 + 300 = 640 mm. ok! Dari perhitungan diatas tangga dikategorikan memenuhu syarat. Dalam analisis dipakai dimensi Tinggi Optride a 170 mm asumsi Jumlah Optride 11 buah Lebar Antrede b 300 Perhitungan Tangga dan Bordes Jumlah Antrede n – 1 11 – 1 = 10 buah Lebar bordes 200 mm Panjang tangga 10 x 300 = 3000 mm Sudut kemiringan tangga a = ArcTan x LebarAntride/TinggiOptride a = ArcTan 0,567 a = 29,55 a = 30 Berdasarkan kemiringan nya, tangga ini termasuk kedalam tangga biasa. Tangga biasa, 240 - 450, koefisien kemiringan 0,44 - 1,0 Perhitungan Equivalent Pelat Tangga BD/AB = BC/AB BD = AB x BC / AC = 170 x 300/ √170²+300² = 147,903 mm t eq = 2/3 x BD = 2/3 x 147,903 = 98,602 mm Jadi total equivalent pelat tangga Y = t eq + ht = 98,602+ 150 mm = 248,602 mm Analisa Pembebanan Tangga Dan Bordes Pembebanan pelat anak tangga tabel 2. PPIUG – 1983 Beban mati qD Berat ubin tebal 1 cm 0,01 x 2 x 24 = 0,48 kg/m Berat spesi tebal 2 cm 0,02 x 2 x 21 = 0,84kg/m Berat sendiri pelat 0,17 x 2x 2400 x 1/cos α = 1154 kg/m Berat sandaran = 100,000kg/m + = 1255,32kg/m Beban hidup qL 2 x 300 = 600 kg/m Beban berfaktor qU qU = 1,2 . qD + 1,6 . qL = 1,2 . 1255,32+ 1,6 . 600 = 2466,384 kg/m Pembebanan pelat bordes tabel 2. PPIUG – 1983 Beban mati qD Berat ubin tebal 1 cm 0,01 x 2x 24 = 0,48kg/m Berat spesi tebal 2 cm 0,02 x 2x 21 = 0,84kg/m Berat sendiri pelat bordes 0,17 x 2x 2400= 816kg/m Berat sandaran tangga = 100,000 kg/m + = 917,32kg/m Beban hidup qL 2 x 300 = 600 kg/m Beban berfaktor qU qU = 1,2 . qD + 1,6 . qL = 1,2 .917,32 + 1,6 . 600 = 2060,784 kg/m Analisa Penulangan Tangga dan Bordes Metode Distribusi Momen Perhitungan analisa struktur tangga menggunakan metode Distribusi Momen. Tumpuan diasumsikan jepit, jepit seperti pada gambar berikut Panjang batang AB = √3,00² + 2,00² = 3,7 m qx1 = q . cos α = 2466,384 . cos 30° = 2135,95 kg/m qy1 = q . sin α = 2466,384 . sin 30° = 1233,19 kg/m Menghitung kekakuan relatife Batang AB 4EI/L kekakuan 4 Batang BC 4EI/2 kekakuan 7,4 Menghitung faktor distribusi DBA = 4/11,4 = 0,3 DAB = 7,4/11,4 = 0,6 Menghitung Momen Primer MFAB = 1/12 x q x l² = 1/12x 2135,95 x 3,7² = 2436,76 kgm MFBA = -1/12 x q x l² = - 1/12x 2135,95 x 3,7² = -2436,76 kgm MFBC = 1/12 x q x l² = 1/12x 2060,784 x 2² = 686,93 kgm MFBA =-1/12 x q x l² = -1/12x 2060,784 x 2² = -686,93 kgm
1 Biaya Adukan beton 1 pc : 2 pasir : 3 krikil/split. Dengan data ukuran di atas dapat mengetahui volume lantai beton = 6 x 5 x 0.12 m = 3.60 m3. Setelah mengetahui volume beton, maka biayanya tinggal mengalikan volume beton dengan harga satuan pada analisa beton = 3.60 x Rp. 858.100 = Rp. 3,089,160. Sedangkan untuk mengetahui rincian bahan
Jenispondasi yang digunakan biasanya berupa pasangan batu kali beton bertulang atau juga dapat menggunakan kombinasi kedua bahan tersebut. Tangga riser Tangga beton Bertulang beton Pracetak - tangga gambar png.Metodepelaksanaan tangga beton bertulang. 3116 040 512 dosen pembimbing. ALAM AGUNG PERSADATbk Divisi Konstruksi I PEKERJAAN PERSIAPAN 8. Metoda Konstruksi untuk Pembuatan Tangga Pembuatan Pondasi Tangga Pondasi Tangga berfungsi sebagai dasar tumpuan landasan agar tangga tidak mengalami penurunan pergeseran. 085861212920 pabrik pagar panel Perencanaanstruktur gedung ini meliputi plat, balok, kolom, shearwall dan tangga mengikuti peraturan beton bertulang (SNI 2847-2013) dan perhitungan gempa mengikuti peraturan SNI 1726-2012. Perancangan Pondasi Tiang Pancang Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut : Pondasi menggunakan tiang pancang SOKKOPONDASI merupakan divisi pondasi kami, yang pada perjalanannya lebih terfokus pada pondasi bored pile. balok, plat, tangga. Setiap komponen tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda di dalam sebuah struktur. Kuda-kuda dari beton bertulang; Dapat digunakan pada atap dengan bentang sekitar 10 hingga 12 m. Pada dasarnya konstruksi
Betonbertulang adalah material yang paling cocok sebagai pondasi untuk struktur beton bertulang maupun bangunan baja, jembatan, menara, dan struktur lainnya. Beban dari kolom yang bekerja pada pondasi ini harus disebar ke permukaan tanah yang cukup luas sehingga tanah dapat memikul beban dengan aman.